31 Agustus 2010

Surat dari Ayah


Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui. Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya. 

Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini. Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua. 

Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: “TIDAK”, timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan. Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi,kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. 

Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan. Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit. Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku Cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. 

Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa. Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya. 

Dari ayah yang senantiasa merindukanmu.

( Pencerahan hati.com )
Baca Selengkapnya...

24 Agustus 2010

Insya Allah, Ada Jalan!!!

Aku TAK harus menangisi apa yang BUKAN menjadi milikku,
Langit d penghujung Januari lalu tak mungkn lagi ku rengkuh...

Ya Allah,
gantilah yang telah hilang
tumbuhkanlah yang telah patah
meski tak sama
yang penting itu terbaik menurut pilihan-Mu untukku... Baca Selengkapnya...

22 Agustus 2010

Epilog Seorang Ayah dan Puterinya

Mentari baru saja terbenam ketika kami menutup silaturahmi di apartemen seorang sahabat. Silaturahmi yang berbentuk pengajian berbonus acara makan-makan alias 'proyek perbaikan gizi mahasiswa' memang kebutuhan yang tak terhindarkan bagi warga Delft. Sejalan dengan waktu, satu persatu rekan yang tempat tinggalnya jauh mulai berpamitan.Sementara, saya dan beberapa teman masih enggan beranjak dari tempat duduk. Kami terkesima mengamati seorang bapak, salah seorang sahabat kami, yang sedang mengasuh putrinya yang masih kanak-kanak. Bapak itu tengah bermain dan bercanda dengan buah hati kesayangannya.

Sang putri terlihat begitu asyik dan teramat menikmati guyonan dan bulir-bulir kebijaksanaan yang keluar dari lisan ayahandanya. Sedangkan sang ayah pun kelihatan sangat memaknai perannya saat itu. Sesekali sang putri kecil mendelik tajam ke arah ayahnya, pertanda tak setuju. Terkadang wajahnya memberenggut manja, menunjukkan sewotnya saat sang ayah melarangnya. Namun sesaat kemudian rona bahagia kembali terpancar di wajah riangnya.

Hubungan ayah dengan anak perempuannya memang khas. Apabila pada anak laki-laki dibebankan berjuta harapan, kebanggaan serta idealisme. Maka hubungan ayah dan puterinya lebih mengarah pada keakraban sentimentil-psikologis yang sangat ekslusif dan sulit dideskripsikan. Begitu unik namun halus hingga sering luput dari pengamatan.

Hubungan kasih sayang yang sepertinya hanya dipahami oleh sang ayah dan putrinya itu sendiri. Ayah dan anak perempuannya seolah memiliki bahasa dan dunia tersendiri bagi arena cinta mereka. Bahkan ada pendapat yang latah mengatakan, seorang ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya.

Tarikan kasih sayang yang begitu kuat ditemukan pada hubungan antara Nabi Shallahu Alaihi Wasallam dan Fatimah Az-Zahra ra putrinya. Rasulullah menyimpan cinta yang mendalam kepada salah seorang wanita terbaik sepanjang masa ini. Jika Fatimah datang menemui Nabi, Ayahnya itu menyambutnya, dan menciumnya, lalu didudukkannya di tempat ia duduk.

Kedekatan Ayah dan putrinya ini membuat Rasul sangat memahami Fatimah. Kegembiraan Fatimah adalah kegembiraan Rasulullah. Demikian pula sebaliknya, kesedihan dan kerisauan Fatimah adalah kesedihan bagi Rasul. Pembelaan Rasul menjadi haknya. "Fatimah merupakan belahan diriku. Siapa yang menyakitinya, berarti menyakitiku" (HR. Muslim).

Dalam hadist yang serupa, Fatimah adalah bagian dari diriku; apa yang meresahkan dia, akan meresahkan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya, akan menyakiti hatiku juga. Bahkan, melihat keakraban Rasulullah dengan Fatimah, Aisyah ra pun acapkali dibuat cemburu.

Fatimah diriwayatkan mewarisi banyak kemuliaan ayahnya. Sebagaimana suaminya Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhahu, Fatimah tumbuh dalam didikan Rasulullah. Disitulah transfer kemuliaan dan keshalihan dari laki-laki terbaik kepada perempuan utama itu berlangsung. Rasul juga sangat memuji keshalihan dan keutamaan puterinya itu, "Seutama-utama wanita ahli surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim" (HR. Ahmad).

Secara historis, kedekatan Ayah dan putrinya ini sudah sepatutnya karena Fatimah tumbuh dewasa dalam kasih sayang dan didikan ayahnya. Ibunya, Khadijah ra meninggal dunia ketika Fatimah masih kanak-kanak. Kedekatan hubungan ayah dan anak ini seperti tak dapat dipisahkan dunia. Tak lama setelah Rasul wafat, Fatimah adalah kerabatnya yang pertama menyusul meninggal dunia.

Selain kemuliaan dan kemiripan fisik, Fatimah juga dikisahkan memiliki kebersahajaan hidup yang menjadi identitas Rasul. Pengabdian Fatimah kepada ayahnya pun luar biasa hingga Rasul menggelarinya Ummu Abiha; ibu dari ayahnya. Ungkapan sayang, pembelaan dan bangga Rasul memang pantas menjadi milik putrinya itu.

CyberMQ.com
Baca Selengkapnya...

Salam untuk sahabatku yg telah bersama Allah


dahulu,
saat dirimu dalam hampaan dunia
ku tinggalkan jejak tak terlihat
saat tawamu menyeret nafsu
ku tatih dalam langkah surammu

suatu masa
seperti bom atom yang meluluhlantahkan dunia
gelapmu bergeser ke terangmu
jiwa-jiwa kecil mu mengecup hidayah Rabb yang agung

dua tiga senyuman kecil kau ucapkan
"aku dah banyak salah dan aku akan berubah"
tanpa banyak kata, kau berubah

hidayah menenggelamkanmu dalam kasihnya
siluet kehidupan mulai tampak dalam kebanggaan harimu
perlahan tapi pasti
benang merah mulai menerangi gelapmu
perlahan mengikis jiwa-jiwa gelap itu

kau bagai pesona dunia ke 3
gayung bersambut dalam harapan.
hidayah yang datang engkau kemudikan dalam percaya
percaya kepada Rabb sekalian alam

tiada faham tiada kisah
gelap telah menjadi cahaya
dalam senyummu
dalam ketulusanmu

ikhlasmu senyumkan senja
istiqomahmu terangkan malam
menyapa sahabat-sahabat kecil tuk berubah bersama

kini
kau berpulang
senjapun hilang cerahnya
tiada lagi cahaya inspirasi itu
tiada lagi gempita subuh itu

sungguh,
hilang sudah putik ditengah taman
hilang sudah kehidupan berkah dalam ingatan
dalam do'a dan harap kau disana
bersama Rabb dalam lindungan

Riyan Al-Fajri
Baca Selengkapnya...

20 Agustus 2010

~ Surat Terakhir ~

Ya Allah....
Sungguh siang dan malam hanya dia yang ku impikan.
Meraja atas diriku.
Menjadi bagian tiap tarikan nafasku.
Tapi aku tak sanggup...
aku tak sanggup menanggung cinta ini
Cinta yang demikian dasyat Engkau anugrahkan.

Rindu yang terlalu luas, tak ada ujung dan tepian
Harapan yang demikian tinggi tanpa puncak dan akhiran.

Ya Allah...
Biarlah dia selamanya menjadi mimpiku
Jika kau jadikan dia nyata,
Aku tak sanggup menerima geletar cinta itu...
Yang seakan mau meledakan tubuh

Ya Allah...
Biarlah dia menjadi khayalku. 
Dan selamanya begitu...

Biarlah jiwaku merintih perih,
karena ku tau yg menjadikannya perih
hanyalah nafsu...

Ya Allah...
Jikalah memang aku mencintainya,
anugerahkan ketulusan dihatiku
agar aku tak menjadikannya
sandaran nafsu..

Bukankah tak ada seorang pun pecinta sejati
melainkan dia mencintai kekasihnya karena-Mu
lalu dia kehilangan kekasihnya karena-Mu jua?

Ya Allah...
ku titipkan rasa ini pada-Mu,
anugerahkan keikhlasan
agar aku dapat melepas semua ini...

Dan...
Tegarkan hati dan imannya
seperti ketegaran Nabi Yusuf 'alaihissalam...

"Didalam sepi ia selalu hadir,didalam sendiri ia selalu menyindir, kadang meronta bersama air mata,seolah tak kuasa menahan duka, biarlah semua mengalir, berikanlah kepada ikhtiar dan sabar, untuk mengejar,sabarlah menunggu, janji Allah kan pasti, hadir tuk datang, menjemput hatimu, sabarlah menanti, usahlah ragu,kekasih akan datang sesuai dengan Iman di Hati.."
(Menunggu Di Sayup Rindu-Maidani)
Amiin...
Created By : Febrian, Izza & Melati 'khan' Dinii

untuk yang jauh di sana
Baca Selengkapnya...

Surat Cinta Anak IPA ( 30 Januari 2010 )

Archimedes dan Newton tak akan mengerti medan magnet yang berinduksi di antara kita. Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2 Ah tak sebanding dengan momen cintaku.

Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa. Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium. Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku Seindah gerak harmonic sempurna tanpa gaya pemulih. Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas.

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi. Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya .. Energi kinetik cintaku =-mv~. Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita.

Lihat hukum cinta kita. Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu. Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna dengan inersia tak terhingga. Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya .Inilah resultan momentum cinta kita Baca Selengkapnya...

Cahaya Baru ( Hadiah Terindah dari Mas Adi )


langit terbentang dengan taburan bintang nan berpijar,begitu pula bumi terhampar dengan segala kekayaan yang terkandung didalamnya,untuk apakah semua ini?tidaklah mungkin sang Rabbul 'alamin menciptakan semua ini dengan main-main,mahasuci Allah dari segala kesalahan.
nun jauh di kegelapan rahim.segumpal darah,daging dan tulang telah berproses menjadi sebuah wujud dengan segala kesempurnaan.inikah dia makhluk yang ditunjuk untuk menjadi khalifah yang akan mengelola bumi dengan segala isinya?inikah dia..sang manusia?
kedudukan tertinggi pernah ditawarkan sang Pemilik jagad raya kepada segala yang telah Dia ciptakan.namun langit,rembulan,bumi,gunung,bintang,air,api dan semuanya enggan untuk memikul amanah yang begitu besar itu.
hening mencekam...lalu secara tiba-tiba terdengar sebuah suara memecah sepi,"Tuhan,izinkanlah aku mengemban amanah itu,sungguh aku merasa rindu akan kemuliaan yang Engkau janjikan."lalu Tuhan mengembankan amanah agung itu kepadanya,kepada ruh yang bernama manusia.
sang mahamulia mengajukan sebuah pertanyaan kepada ruh manusia tersebut,"bukankah Aku ini tuhanmu?"maka dijawablah pertanyaan itu,"benar,aku menjadi saksi,sesungguhnya tiada sesembahan selain Engkau."
ruh itupun ditiupkan kedalam jasad mungil yang berada didalam rahim,dan Tuhanpun bertitah kepada malaikat,"tuliskanlah amalnya,rezkinya,jodohnya,ajalnya!"
dan penapun menggoreskan jalan takdir manusia kecil itu didalam suratan lauhul mahfudz,jasad manusia itupun bergerak dan hidup,mempersiapkan diri untuk menjadi penghuni dunia dengan segala cobaannya.
sebuah dunia dengan segala rintangan dan marabahaya,sebuah dunia yang dipenuhi khayalan semu yang menjadi tempat terpelantingnya akal,sehingga pernah jibril as memberi komentar kepada Tuhan,"ya Robb,jika aku melihat betapa banyaknya godaan dunia ini,maka aku khawatir tidak akan ada seorangpun yang tidak terjerumus kedalam neraka."
sungguh berat beban amanah yang harus dipikul sang bayi manusia tersebut,namun semua sudah terjadi dan harus dijalani,sudah terlambat untuk mencabut keputusan yang telah diambil..qalam telah diangkat dan lembaran telah kering.bayi manusia itu merintih kepada Tuhannya setelah ditunjukkan balasan yang mungkin akan dia dapatkan,"Tuhanku..aku tidaklah layak untuk syurga-Mu,tetapi..aku tidak pula kuat menanggung siksa neraka-Mu."
dan..masa yang telah ditentukan akhirnya datang,saat sang waktu menunjukkan tanggal 8 februari 1992 terdengarlah tangisan yang memecah keheningan disambut ledakan kegembiraan dan luapan kebahagiaan oleh 2 orang manusia yang telah ditakdirkan Allah menjadi orangtua sang bayi manusia yang akan senantiasa menjaganya dan membimbingnya.
tangisan sang bayi pun terhenti saat merasakan kedamaian dalam timangan seorang manusia yang penuh kasih yang bernama ibu,sang ibunda pun mengecup lembut kening buah hatinya,seorang bidadari kecil yang mereka beri nama Izza Rufaida Febriani


MET MILAD YANG KE-18 BUAT IZZA RUFAIDA FEBRIANI
(8 FEBRUARI 1992 - 8 FEBRUARI 2010)

semoga kado kecil ini bernilai...
Baca Selengkapnya...

Karena Aku Mencintaimu, wahai Ukhti!!!

Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.
Baca Selengkapnya...

Untaian Harapan Untuk Ibu

Ibu...
Aku terlahir dari rahimmu yang mulia
Dan tumbuh menjadi seorang gadis seperti yang engkau lihat sekarang ini
Izinkan aku menyampaikan terima kasihku padamu
Untuk semua cinta yang tercurah padaku
Untuk segala kasih yang terlimpah bagiku
Untuk waktu yang tersisa dalam mendidikku

Ibu...
Kusadari, betapa banyak goresan luka hatimu karenaku
Betapa banyak derita menimpamu ketika membesarkanku
Namun aku.... anakmu Masih terus menggores luka itu dengan kata-kata pahit
Aku... Masih saja membuatmu menangis dengan tingkahku
yang kasar dan angkuh Masih memberimu luka,
sebab banyak inginmu yang tak kuturuti Masih....
dan masih saja Menumpuk beban di usiamu yang tak lagi muda

Ibu...
Dalam dekapan lembutmu Aku menemukan kasih sayang
Dalam teduhnya senyumanmu Aku menemukan kesejukan
Dalam hangatnya dekapanmu Indahnya dunia mampu kurasakan
Dengan cintamu, hatiku yang galau menjadi tenang
Risauku terobati dengan perhatianmu

Ibu...
Tak pernah engkau keluhkan lelah dan payahmu Sejak mengandungku,
engkau telah menderita Namun engkau senantiasa bersabar
Selalu menjaga kesehatanmu demi pertumbuhanku
Engkau berjuang mempertaruhkan nyawa Merasakan sakit yang begitu sangat
demi aku Merasakan lelah yang tak terperih
Agar aku dapat hadir menyapa dunia Aku tahu,
kini saat kudewasa Apa yang kau lihat pada diriku,
mungkin tak sesuai di matamu Pakaianku,
kain penutup wajahku, penampilanku, sikap dan tingkah laku-ku
yang berbeda dengan wanita pada umumnya
Dan hal itu sering membuatmu sakit dan kecewa

Ibu...
Tahukah engkau bahwa aku teramat ingin membalas jasa
yang engkau ukir dalam hidupku
Meski tak ada materi yang dapat membalas pengorbananmu
Tak ada kata-kata yang mampu mewakili rasa terima kasihku untukmu
Tak ada pena yang dapat menulis syair seindah kasih sayangmu
Tak ada ibu...
Tak ada...
Tapi, dengan segala kelemahan dan keterbatasanku
Aku ingin mempersembahkan sebuah kebahagiaan untukmu
Aku ingin memberikan semua hal terindah bagimu
Aku ingin memberimu balasan terbaik yang mampu kulakukan
Meski mungkin tak kau pahami
Tapi...
ibu...
sungguh, aku hanya ingin memberimu sebuah rumah di surga
yang kekal tanpa keletihan dan kesedihan di dalamnya

Ibu...
Ketika aku ingin meraih surga Ternyata jalannya begitu sukar dan berliku
Sering aku merasa lelah dan tak berdaya
Lalu aku berhenti sejenak dan berfikir Haruskah kuhentikan perjalanan ini?
Haruskah aku berhenti meraih syurga yang kekal berpaling darinya demi dunia yang fana?
Atau... haruskah aku berhenti untuk esok yang mungkin tak lagi kutemui?
Karena aku tak pernah tau, kapan, dimana dan bagaimana hidupku berakhir

Ibu...
Kurasakan jalan menuju syurga itu begitu berat
Hingga kaki-ku tak mampu melangkah sendiri
Aku membutuhkanmu ibu
Tuk memberiku semangat ketika asaku putus
Tuk memberi nasehat ketika aku salah Memberiku sudut pelarian
tatkala semua orang tak menerimaku
Karena aku tahu Pelukanmu tak pernah tertutup untuk aku anakmu...

Ibu...
Ingatkah engkau di kala tangisku membangunkanmu di tengah malam-malammu
Diantara mimpi indah tentang aku yang tumbuh menjadi anak yang berbakti Dari wajahmu,
terlukis harapmu pada aku...
anakmu Do'amulah yang dapat menjadikanku anak yang sholehah

Ibu...
Bantu aku menjadi sholehah seperti Fathimah, putri Rasulullah Izinkan aku menjadi anak yang beruntung karena do'amu yang terkabul...untukku

Baca Selengkapnya...

Kata-kata Mutiara dari Rasulullah

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Senyumam kepada saudaramu adalah sedekah"

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Semua amal anak Adam A.S. dilipatgandakan kebaikan (pahala) dari 10 sampai 700 kali ganda kecuali ibadah puasa. Ada pun puasa itu adalah untuk Allah s.w.t.. dan Dia akan terus memberikan pahala kepada sekelian" (Riwayat Muslim)

Dari Ummu Mukminin Aisyah R.A, Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Adalah Rasululluh s.a.w. apabila masuk (tanggal) sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Baginda s.a.w. bersedih dan bersiap-siap menghidupkan (beramal) pada malam hari. (Riwayat Muttfaq Alaihi)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata dusta (bohong semasa berpuasa) maka Allah s.w.t. tidak berhajat padanya untuk meninggalkan makan minumnya. (Riwayat Bukhari)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Permulaan Ramadhan itu adalah rahmat, pertengahannya adalah keampunan (maghrifah) dan penghujungnya adalah kebebasan dari api neraka"

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa, baginya ada dua saat kegembiraan.Pertama pada waktu berbuka dan kedua ketika menghadap Ilahi"

Dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata,Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Sembahyang itu membawa ketengah jalan, berpuasa memajukan kamu kehadapan dan sedekah (saling membantu) memasukkan kamu kedalamnya"

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan suatu fardhu pada bulan (Ramadhan) itu, adalah dia sebagai seorang yang telah menunaikan 70 bulan fardhu pada bulan-bulan lainnya.

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Siapa yang bangun pada malam hari raya (Aidil Fitri) dengan ikhlas kerana Allah s.w.t., maka tidak akan mati hatinya saat hati semua orang telah mati" (Riwayat Ibn Majah dari Abu Umamah)

Dari Abu Ayub al-Ansari berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Sesiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dia berpuasa pula sebanyak enam hari pada bulan Syawal, seolah-olah dia berpuasa sepanjang masa" (Riwayat Muslim)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Tiga doa yang sangat mustajab iaitu doa orang yang berpuasa, doa orang yang dizalimi dan doa orang yang musafir" (Riwayat Ahmad, Bukhari,Abu Daud &al-Tarmizi)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Apabila salah seorang kamu lupa bahawa ia berpuasa, lalu ia makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya kerana sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah s.w.t." (Riwayat Al-Bukhari & Muslim)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Andaikan kamu berbuat dosa sehingga dosamu mencapai langit, kemudian kamu bertaubat nescaya Allah s.w.t. memberi keampunan kepada maku" (Riwayat Ibn Majab)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bukan yang bermakna puasa itu sekadar menahan makan, minum tetapi puasa yang sungguh itu menahan diri dari langha (perkataan tidak berguna) dan kata-kata yang keji" (Riwayat Muslim)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Barangsiapa yang meninggalkan sembahyang Jumaat tiga kali (berturut-turut) maka Allah s.w.t. mengecap hatinya (sebagai munafik atau orang yang melengah-lengahkannya)" (Riwayat Ahmad)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Tiada seorang Muslim yang melihat wanita lalu dia memejamkan matanya, melainkan Allah s.w.t. akan memberi pada rasa lazat beribadat dihatinya" (Riwayat Ahmad & Al-Tabrani)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Jika kamu berpuasa maka bersiwaklah (gosok gigi) diwaktu pagi dan jangan diwaktu petang,maka sesungguhnya tiada orang puasa yang kering bibirnya diwaktu petang melainkan akan menjadi cahaya didepan matanya pada hari kiamat" (Riwayat Al-Tabrani)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda:
"Allah s.w.t. telah berfirman: Hamba-Ku yang lebih Aku cintai iaitu mereka yang segera berbuka (jika telah nyata maghrib)" (Riwayat Al-Tarmizi)

Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Riba itu mempunyai 73 cara (jalan), yang amat ringan dosanya sama dengan seorang berzina dengan ibu kandungnya" (Riwayat Al-Hakim & Al-Baihaqi)

Sumber: my-harajuku.blogspot.com
Baca Selengkapnya...

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu, Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu? #Izza Rupaida Febriani#