Ada hati yang mengharu biru sebelum hari kemenangan tiba, ketika ada seorang Ibu yang harus berpisah dengan puterinya. Berpisah karena hal yang begitu membuat hati perih.
Tiba-tiba 2 hari sebelum hari kemenangan tiba, gadis itu menemukan sebuah amplop dari bawah pintu. Dia hendak terburu-buru membuka amplop itu yang berisikan kertas yang bertuliskan:
"Assalamu'alaikum,
nak, apa kabarmu? semoga Allah senantiasa menganugerahimu ni'mat sehat dan bahagia nak!.
Maafkan ibu yang mengirim surat ini. Mungkin ibu fikir kamu terlalu sibuk dengan kegiatanmu sehingga ibu takut untuk menelponmu atau hanya sekedar mengirim sms padamu. jika saja surat ini telah kau ambil dan kau tau apa isinya, mungkin setidaknya kini kau tengah membaca tulisan ibu ini.
Nak, ibu sangat rindu padamu. Ibu menyesal mengapa kita harus terpisah, ibu menyesal karena itu adalah akibat dari kesalahan ibu.
Nak, maafkan ibu atas semua itu.
Nak, maafkan ibu karena ibu tak bisa memberimu apa-apa selain rasa sayang dan cinta ibu untukmu.
Nak, ibu tak punya apa-apa untuk ibu berikan padamu.
Nak, mungkin kehidupanmu disana bisa lebih berarti dari pada kau harus hidup bersama ibu.
Maafkan ibu nak, karena untuk lebaran kali inipun ibu tak bisa membelikanmu baju baru seperti ibu-ibu yang lain. Bukan ibu tak mau, tapi memang ibu tak punya.
tapi nak, pahamilah bahwa segala hal yang baru dari kehidupan duniawi tak akan pernah abadi. Jika ibu tak mampu memberikan segalanya untukmu dari hal duniawi, sekali lagi maafkan ibu.
Nak, ibu hanya bisa memberimu 1 hal yang semoga dapat abadi.
Nak, ingatkah akan ayat - ayat suci dan hadits yang menggambarkan seorang ibu?
Nak, Rasulullah pernah bersabda bahwa salah satu do'a yang mustajab dan dikabulkan oleh Allah baik itu do'a baik maupun do'a buruk adalah do'a dari seorang ibu.
Nak, do'a ibu itu sungguh mustajab!
dan ibu akan memberikan hadiah do'a baik dan terindah itu untukmu, nak!!!
Ibu rindu sekali padamu...
do'a ibu untukmu lah yang membuat ibu selalu merasakan kau tetap ada bersama ibu."
Airmata tak terasa berderai dipipi gadis itu, ada rasa sesak didada, haru, sedih, bahagia.
" untuk ibu yang bersusah payah mengandungku,
untuk ibu yang bertarung antara hidup dan mati karena melahirkanku,
untuk ibu yang selama 2tahun tak kenal lelah menyusuiku,
untuk ibu yang menyuapi aku makan,
untuk ibu yang pernah memukulku dengan sapu karena aku nakal,
untuk ibu yang saat aku usia 6 tahun menangis khawatir karena aku tertabrak motor,
untuk ibu yang kecemasannya luar biasa membawaku ke RS karena telingaku berdarah akibat kecelakaan kecil,,,
untuk ibu yang berderai airmata karena harus melepasku untuk tinggal bersama ayah...
Oh...ibu...
akulah yang seharusnya bersimpuh dikakimu...
memohon maaf kepadamu...
atas ketidakpedulianku padamu...
sungguh aku tak menginginkan apapun, bu...
kecuali pada detik ini aku bisa memelukmu..."