13 Desember 2009

Perjalanan Nanda

Shubuh sekali nanda terbangun oleh lantunan adzan yang seolah membelai lembut hatinya tuk terperanjat menghamba dan bermuhasabah. karena tiada keni'matan yang paling lezat selain menagis dan berkhalwat dengan Dzat yang maha Pengampun. baru saja dia membuka pintu kamar untuk berwudhu rasanya berat untuk melangkah karena udara begitu sangat dinginnya. namun tak ada pantangan yang berarti untuk mengurungkan niat berwudhu, karena niat kuat karena Allah dapat mengalahkan segala rintangan. perlahan diputar keran dan berwudhulah dia. sejuk....hingga meresap ke dalam bathinnya, melepas beban, membeningkan pikiran juga kelelahan yang telah menyusutkan energinya tadi malam. hmmm....teringat kembali peristiwa semalam dalam pikirannya, ah...memang indah semua kepedihan jika bersabar dan tak putus asa dari rahmat Allah. malam itu nanda pulang larut malam dari perkuliahannya dibandung, seharian dia harus mengikuti perkuliahan yang telah terlewatkannya minggu lalu, sehingga dia harus mengisinya dengan hari yang lain yaitu hari kemarin. belum lagi tugas yang menumpuk, membuat otaknya begitu penat. "Ya Allah...bantu hamba dan beri kemudahan" gumam dihatinya. ketika malam itu dia beranjak akan pulang, lama sekali menunggu bis jurusan ciburuy-bandung diterminal alun - alun. jarang memang bis itu lewat tapi itu adalah bis yang kan mengantarkannya pulang. jam menunjukan pukul 9 malam.

para pengamen jalanan telah memenuhi pinggiran toko dan menghamparkan lembaran - lembaran koran untuk alas mereka tidur. hal itu membuat hati nanda terenyuh, betapa dirinya harus bersyukur bahwa kehidupan secara ekonominya masih tercukupi, meski sederhana. semakin terkoyak hatinya betapa selama ini dia tak menyadari hal itu. Bis yang dia tunggu tak kunjung datang, diterminalpun tinggal hanya beberapa orang yang berlalu lalang, mereka adalah para pedangang asongan yang hendak pulang juga. tiba-tiba ada bapak paruh baya yang menyapanya sambil berlalu "neng, lagi nunggu bis ya? jurusan mana? sudah malam -malam begini biasanya bis sudah jarang ada yang lewat". dengan sontak nanda sedikit kaget " o ya,pa. saya nunggu bis yang ke ciburuy. hmm....", nanda menjawab sambil berpikir dia harus bagaimana. bapak2 itu terus berjalan tanpa mengiraukan jawaban nanda. nanda mulai bingung, dia harus segera pulang karena tugas buat hari esok belum dia selesaikan. " Ya Allah...hamba harus bagaimana? tolong hamba ya Robby" harapnya dalam hati. dengan kuat dia yakin Allah pasti akan membantu hamba-Nya, karena dengan keyakinan itulah hatinya menjadi tenang. sepuluh menit telah terlewat, dan tiada bis yang lewat pula. nanda memutuskan untuk berjalan hingga pasar andir, pasar yang ada dipusat kota bandung yang kira2 jaraknya 2KM dari terminal alun - alun. biasanya masih banyak angkot yang dapat mengantarnya pulang meski hanya sampai wilayah cimahi dan dari situ nanda bisa sedikit berjalan untuk sampai dirumahnya. nanda terus berjalan menyusuri jalanan yang mulai gelap pekat, matanya tetap waspada dan hatinya berdzikir. ada sedikit masalah yang membuat hatinya bergetar, nanda harus melewati stopan dimana disana ada 2orang preman yang sempoyongan memegang botol yang berisi minuman keras, tampaknya mereka sudah dibuat mabuk oleh minuman haram itu. berdegup kencang jantungnya, takut namun harus tetap tenang, " Ya Allah...selamatkan hamba",,,nanda terus berdo'a. preman itu mendekatinya....dan salah satu dari mereka berkata " waahh...sendirian aja atuh,neng?sini sama Aa aja sayang!!!". huuuftttt nanda tersentak kaget, mukanya mulai pucat. mendekat...mendekat...dan mendekat..."preman itu semakin dekat.... harus bagaimana ini???" nanda semakin resah. tak ada satupun angkot atau bis yang lewat. adapun yang lewat hanyalah mobil-mobil pribadi dan sebagian lagi kendaraan bermotor roda 2.

nanda terus berjalan dan kali ini langkah kakinya semakin cepat, nanda tak berani mengangkat wajahnya melihat kedua preman itu karena mereka mengikuti jejak langkah nanda. mereka kini dibelakang nanda. nanda siap berteriak jika terjadi sesuatu, tapi apakah ada yang mau mendengarnya?ahhhh...nanda pasrah setelah itu. setelah menyusuri jauh dari teminal napak ada bis yang berhenti distopan yang tadi dilewati nanda. nanda berharap itu adalah bis yang akan melewati cimahi, kedua preman masih berada dibelakangnya. tanpa nanda sadari mereka tengan memegang pisau, entah buat apa itu.

nanda tetap yakin akan pertolongan Allah. Rasanya ingin sekali nanda menangis saat itu, tapi itu tak akan membuat dirinya terlepas dari kedua preman tersebut. " neng sayang, sini...jangan lari...sini yu...anterin sama Aa", salah satu preman melontarkan kata2 itu pada nanda. nanda tak hiraukan. " sini atuh neng, ama kita berdua aja!" tanggap salah satunya lagi. mereka menyusul langkah nanda dan.......uppppppppphhh....satu colekan hinggap ditangan kanan nanda. nanda semakin tertunduk dan berharap bis yang distopan tadi cepat berjalan menujunya. wuuusszzzzhhh....suara bis full AC saat pintunya terbuka, dengan cepat nanda membalikkan badannya dan sinar lampu depan bis itu menyilaukan mata nanda dan kedua preman yang membuat perhatian preman kepadanya teralihkan. tak berfikir panjang nanda melihat tulisan jurusan bis tersebut dan ternyata itu adalah bis yang hanya bisa mengantarkannya hingga 5Km dari pasar andir. nanda langsung mengacungkan tangan dan loncat menaiki tangga dipintu bis. kedua preman masih ingin mengejarnya, namun supir bis langsung menutup pintu bisnya tanpa menghiraukan preman itu karena mereka tahu itu akan membahayakan penumpangnya apalagi mereka membawa senjata tajam (pisau). ada rasa lega dihati nanda dan ucap syukur yang tiada habis kepada-Nya. Dia lah yang maha Melindungi dan Dia pula yang menyelamatkan nanda dari kejaran preman tersebut. tiada yang kebetulan bis itu melintas kecuali berdasarkan kehendak-Nya.

nanda duduk dan menenangkan segala ketakutannya tadi. kemudian terdengarlah obrolan supir dengan kondekturnya mengingat telah ada korban asusila oleh kedua preman tadi. nanda hanya tersenyum dan lega. malam itu adalah perjalanan yang begitu panjang bagi nanda, mengungkap sebuah perjuangan kehidupannya. Kumandang Iqomat menyadarkan nanda dari lamunannya, dia bersegera membentangkan sajadah dan berbalutkan mukena kemudian dia terhanyut dalam muhasabah.
Baca Selengkapnya...

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu, Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu? #Izza Rupaida Febriani#