teeeeeeeeeeeeeeeeeetttttt…………teeeeeeeeeeeeettt….
teeeeeeeeeeeeeeeeettttttt
teeeeeeeeeeeeeeeeettttttt
Tepat jam 7.00 WIB, 3 kali bel itu
dibunyikan, bel pertanda harus masuknya seluruh siswa sekolah ternama di
bandung.
“Huuuuhhh…huuuuhhh..hhuuuuhh”
hembusan nafasku yang tak karuan karena lari2 menuju gerbang masuk sekolah,”
ayoooo cepat sha…….gerbang udah mau ditutup!!! “ gemertakku dalam hati sambil
terus berlari dan greget. “Huuuhhh…hahhh…huuuhh….om dian...wait me…jangan dulu
d tutuuuuuuuuuuuuuup……….ahhhh…sampai juga. Makasih Om,hehehe” sahutku pada Om dian. “ yahhh…c neng, makanya
brangkat k sekolahnya mesti shubuh neng, biar ga lari2 lagi, mending ni c Om
yang jaga, lah kalo giliran jaganya Pa Abbas c neng bisa tambah ngos-ngosan
disuruh ‘jalan bebek’ sampai lapang basket, ayo cepat masuk k kelas!” jawab Om
dian sambil menasehati c neng aku, hehe..”yoi, makasih dah Om yang baik hati,
hehehehe” ekspresiku yang Watados (Wajah
Tanpa Dosa )sambil mengacungkan jempol padanya membuat Om dian tersenyum. Om
dian adalah satpam di sekolahku, namanya Pak Dian Hadian tapi semua siswa lebih
akrab dengan memanggilnya Om dian. Perawakannya tinggi namun kecil, kira2
usianya 35an lah. Beliau cukup baik dan mudah akrab ama siswa terutama ama aku
yang paling dikenal olehnya karena sering terlambat, hoho… sedangkan pak abbas
tadi yang dibilang oleh Om dian adalah wakasek kesiswaan yang pagi2 sering
bikin siswa yang terlambat ‘jalan bebek’ hingga k lapangan basket sambil
ngambilin sampah2 di depan jajaran kelas.
“assalamu’alaikum…” salamku terdengar
seantero ruangan kelas X-3, kelas yang berukuran 9x8 itu dihuni oleh 40 siswa,
itulah kelasku tercinta. “ wa’alaikum salam, deuuuuhhh c neng….meni kirang
nyubuh dongkap teh, Kamana wae atuh? ( c neng kurang shubuh datangnya, kemana
aja?)” sindir kang jami’at paturoji, sang Ketua dikelas kami. “hehehehhe,,,,ampun, maklum atuh kang rumah c
neng paling tebih ( jauh ),,he”. Aku jawab sindirannya dengan mantab sambil
menuju tempat duduk ku yang paling depan di jajaran ke tiga dari meja guru. Aku
duduk bersama erti, sahabat suka dukaku selama ini, tepatnya selama 5 bulan ini
yang kami baru masuk k SMA. Kami berdua cukup aktif d kelas maupun d organisasi
sekolah. Aku aktif d OSIS sebagai Sekretaris 2 dan Erti aktif di Majelis
Perwakilan Kelas atau yang sering dikenal dengan MPK. Meskipun masih kelas X,
aku dipercaya sebagai sekretaris 2, walaupun mungkin sering membuat kak riyandi
sang sekretaris umum kesal karena aku masih canggung berada dalam level yang
seharusnya jabatan itu dipegang oleh seniorku, apalagi aku sangat baru aktif
disebuah organisasi siswa, kemampuanku belumlah layak sebenarnya untuk berada
dibidang ini. Aku tidak terlalu pandai dalam hal kerapihan dan komputerisasi.
Tapi apa boleh buat, Pembina menunjukku sebagai itu, aku hanya bisa berfikir,
sedikit2 aku harus bisa membantu kak riyandi.
Kelas begitu riuh dengan suara siswa
sebelum masuknya guru, sebagian dari mereka ada yang lari2 sambil bawa buku
catatan teman lain ke mejanya, ehm.. ada juga yang berkumpul dalam satu meja
dengan mengelilingi satu buku catatan dan menyalin apa yang tertuliis dalam
buku catatan itu. Kenapa coba? Karena pastinya mereka belum mengerjakan PR
fisika untuk hari ini. “ sha, PR udah? Eh…ty mau curhat ni” Tanya erti padaku
yang baru saja duduk. “ Alhamdulillah udah dunk, secara….pelajaran pa Askur
gitu lho. Heu…bade curhat naon atuh eceu ( mau curhat apa tuh)” jawabku. Kemudian
erti membenahi cara duduknya menghadapku, nampaknya serius bener… “ gini lho, uhmmm
sebenernya ty teh lagi suka sama seseorang, addduuhhh tapi cerita ga ya? uhm…
pokoknya cowo tu baik, dia sering terliat k mesjid buat shalat berjama’ah, itu
lho di mesjid sinar mukti belakang sekolah yang deket rumah pak komite dan depan
rumahnya pak Lurah Selacau. And katanya dia juga ada sodaraan ama pa dudi, guru
PAI ( Pendidikan Agama Islam ) kita, lah…semakin kagum ty sama dia, udah mah
dia teh mirip banget ama anak kecil yang jago kungfu d film shaolin yang sama c
boboho’ huuuuuuuaaaaaa…. Keren lah sha….kumaha atuh? (gmn?)”
“beuuuuhhh,,,dirimu teh kena syndrome
VMJ ( Virus Merah Jambu )???? Heuheuheuheu. Emang ketemu dimana? Udah berani
bilang dia baik, inget lho….taktik rayuan lelaki itu jauh lebih dahsyat,
cie….sok keren kata2ku ini…heuheu” aku meraba jidat erti dan tertawa geli,
pasalnya ni anak biasanya paling anti ama yang namanya ‘cowo’, cerita dulunya
cih ni anak sering dibuat patah hati kalo suka ama ‘cowo’, tak pernah bisa
mengungkapkan perasaannya dan lebih baik diam dari pada harus mengungkapkan. “
itu gera, yeuh….serius atuh sha, plis…help me,,,harus bagaimana? Ty ketemu dia
pas malam minggu kemarin. Kan ty nginep di kostannya c wiwi bareng c ufey and c
yayu trus c yayu ngenalin ty ama cowo itu. Namanya Azmi Syafrudin ihsan.
Waahhhh namanya juga bagus, apalagi orangnya sha. Jadi cowo itu tuh tetanggaan ama c yayu” tungkas erti dengan sedikit greget padaku
karena fikirnya aku malah bercanda dan menyepelekan perasaannya itu.
“ assalamu’alaikum….” Terdengar Suara
laki – laki yang serentak mengagetkan aku dan erti serta anak2 sekelas yang
langsung gempar mengambil posisi duduk mereka. Seorang laki-laki berbadan
tegap, kurus, berkulit hitam manis yang kira2 usianya 28tahunan dan mempunyai
tanda kehitam2an dijidatnya (yg katanya bekas sujud ) membuka pintu kelasku,
beliau terlihat menenteng buku dan menyelendangkan tas hitam di pundak kirinya.
Senyumnya selalu menebar bahagia, wajahnya serasa membuat hati menjadi sejuk
dan adem. Memang benar kalau orang2 yang shalih itu selalu enak dipandang, setiap
kata2nya adalah kata2 yang penuh arti dan menyejukkan. Itulah sosok yang
kulihat dari pak Gugum, guru sosiologi yang hari selasa ini giliran beliaulah
mengajar dikelasku pada jam pertama dan disusul oleh pelajaran fisika pada jam
kedua nanti oleh pak askur.
Suasana kelas mendadak menjadi hening
dan tenang. Kang jami’at langsung memimpin anak2 kelas berdo’a sebelum belajar,
“ selesai….” Begitulah komando kang jami’at usai kami berdo’a. “ sha, nanti
dilanjut lagi ceritanya ya..” erti berbisik ke telingaku. Aku hanya dapat
mengangguk dan mengacungkan jempol sebagai tanda setuju. Ku buka tasku, ku
keluarkan juga buku paket dan catatan sosiologi untuk siap mendengarkan dan
memahami ilmu yang disharekan oleh
pak Gugum kepada aku dan kawan2 sekelas. “ Ghiza Anif Zahrotun Ulya…?” Pa Gugum
memanggilku, spontan ku angkat tangan kananku “ hadir,pak!”. “ owh, kamu toh
sha pemilik nama lengkap ini. Uhm…nanti jam istirahat ke ruangan bapak ya!”.
Dengan penuh Tanya dan heran dalam hati, ada
apa ya? Kok d suruh k ruangannya? Ada yang salahkah denganku? “ Iya, Insya
Allah pak!” sambungku masih dengan penasaran ada apa ya?
-----***-----
Kini ku cinta padanya, azmi
Aku mulai merindukan, azmi…
Saat hatiku ingin milikinya…ooohhh
Azmi ku panggil namanya, seorang pria dewasa
dia mentari menyinari..ooohhh…
erti melantunkan lagu
sambil senyam senyum memakai kaos kakinya usai shalat zhuhur di mesjid sekolah
dan bersegera pulang. “ ehhh…ssssttthhh….diteras mesjid nyanyi2, ndak boleh
lah….nanti banyak orang yg akan keganggu dengan suaramu itu, heuheu…” ejekku
kepadanya. “ yeey, biarpun…yg penting hati erti untuk akang azmi” erti menjawab
dengan pandangan penuh harap dan berkhayal. Aku greget dan ku cubit pipi erti
untuk menyadarkannya dari khayalan “iiiiihhhh….akang azmi lagi, VMJ mu mulai
kumat dah… eh lagian lagu siapa tu? Lagu aneh…baru pertama kali dengernya
juga”. “ itu lagu yg ty buat semalaman, haaaaahhhhh…..special buat akang
azmi…..”. “ arrrrgggttthhh siapa sih Azmi syafrudin ihsan itu yang membuat
dirimu setengaaaaah….” Huft….perkataanku terhenti dan tepatnya dipotong oleh
erti, “eitz, enak saja…. Sudah ah…ty pulang. Dirimu hati2 dijalan ya beib,
muuuaaachhh…assalamu’alaikum..” erti mencium pipiku dan berlalu dari hadapanku.
Hmmm,,,,rapat OSIS pada
jam 14.00. perutku mulai bernyanyi “keroncongaaaaaaaaan” heu…kayak di iklan
aja. “ nampaknya harus ke kantinnya A hendy ni,” niatku dalam hati dan
melangkah kearah kantin. Kantin itu terletak sebelah selatan dari lapangan
basket dan futsal, sehingga orang yang berada di kantinnya A hendy ini dapat
menonton latihan ataupun pertandingan basket dan futsal langsung dari kantin. “
A, Mie Kocok Bandung 1 ya!!!” pesanku pada A hendy, pemilik kantin. “ ok, sip
lah. Eh….kenapa belum pulang, sha?” Tanya A hendy. “ belum A, ada rapat OSIS nanti
jam 14.00”. “oh…buat persiapan pertandingan basket sebandung raya itu ya
sha?tadi anak2 OSIS kelas XI ngomongin itu d sini “ sambung istrinya A hendy
yang juga lagi ikut jaga kantin ama suaminya. “ iya teh, buat persiapan itu.
Tinggal nyari buat sponsornya aja, Insya Allah do’akan teh moga lancar deh
eventnya nanti”. Lanjutku membenarkan pernyataan istri A hendy.
----***----
Ya Allah jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dirinya bukan untukku
Damaikanlah hatiku dengan ketentuanmu….
Jam menunjukan pukul
02.13 WIB. Ku terbangun dengan alunan nada ‘permata yang dicari’nya Dehearty
yang menyudahi mimpiku malam ini. “siapa yg telpon malam2 begini?” gumamku
sambil mencoba buka mata perlahan meski masih terasa berat. Masih remang2
pandanganku, namun ku sudah bisa melhat tulisan d hpku siapa yg menelpon “ owh,
Teh salma rupanya. Oke deh.. sha siap bangun teh” jawabku pada teh salma dan
langsung ku matikan koneksi telponnya. Sudah 2 bulan ini aku aktif dan menjadi
anggota Tahajud Call ( TC ) yang diselenggarakan oleh MQFM. Cara mengingatkan
tahajudnya adalah dengan cara Misscalled
orang yang akan kita ingatkan. Ini merupakan cara termudah dalam mengingatkan
tahajud, meski jarak jauh dan mungkin belum pernah bertemu dengan orang yang
mengingatkan tahajud kepada kita tetapi sungguh hal ini menjadi lebih indah
dalam menjalin persaudaraan khususnya dikomunitas TC. Dan biasanya lagi TC
mengadakan pengajian tiap bulan dibeberapa mesjid dibandung dan sekitarnya,
disinilah waktu yang tepat untuk kita tahu siapa yang selalu mengingatkan kita
kalau tahajud.
“wuuussshhhh….” Ku putar
keran air, terasa sejuk ketika ku sentuh. Subhanallah…. Ni’mat sekali ku basuh
seluruh anggota wudhuku. Sebelum ku memasuki kamarku kembali, beberapa menit ku
sempatkan untuk memandangi bintang-bintang dan bulan didepan kamarku, rumahku
punya ruang terbuka yang jika ku ingin lihat cerahnya hari ku tinggal lihat dari
jendela begitupun ketika hujan turun. Sungguh saat-saat seperti inilah keni’matan
dan ketenangan jiwa yang mengharu biru dapat ku rasakan, Its
amazing….subhanallah….subhanallah…subhanallah…. tak berhenti ku bertasbih
dengan semua yang telah diciptakan oleh Yang Maha Indah, Allah SWT.
Jam 3.00 WIB ku tetap
terbangun dan tidak berniat untuk tidur lagi, lebih baik ku sempatkan untuk
belajar. Namun disela2 itu, aku teringat lagi curhatan erti dan icha 2 minggu
yang lalu. Erti yang begitu ‘tergila2’ oleh sosok Azmi Syafrudin Ihsan dan icha
sahabatku yang juga sedang merasakan hal yang sama dengan erti dan entah pada
siapanya icha masih belum cerita tentang hal itu, katanya sih ingin buat
kejutan ‘surprise…’. Mereka membuat aku geli mendengarnya. 2 sahabatku yang
sedang terkena syndrome VMJ alias Virus Merah Jambu. Bukannya aku anti dengan
rasa itu, tapi sesungguhnya akupun gadis normal, punya rasa yang sama dengan
mereka saat ini, hanya saja aku belum siap dan berani untuk mengatakannya atau
hanya dalam sekedar curhat dengan erti dan icha. “ jika belum siap, Cintailah ia dalam diam”
kata yang mendalam bagiku yang pernah ku baca di status sahabat Facebookku.
Kata2 itu mengingatkan aku pada diriku sendiri. Ya, tak ku pungkiri, 2 tahun
lamanya ku menanti seorang ‘ikhwan’ yang tak kunjung datang.
Cie….ekhem…batttttuk. heuheu. 2tahun yang lalu bermula kisahnya. Aku adalah
gadis yang paling takut syndrome VMJ, entahlah….dulu aku sangat tidak mau tau
tentang apa itu VMJ. Saat itu, kakakku baru pulang sekolah, tak seperti
biasanya dia pulang bersama seorang teman untuk menginap dirumah. Temannya itu
kata kakakku sih merupakan santri dari Ponpes Al-Basyariah Bandung. Ketika
orang tuaku menanyakannya, teman kakakku itu akhirnya memperkenalkan dirinya
kepada kedua orang tuaku, sungguh…ku lihat dia bukan laki2 biasa. Dia ternyata
pemalu, apalagi saat memperkenalkan diri kepadaku. Dia hanya menangkupkan kedua
tangannya tanpa menyentuhku sambil menundukkan pandangan, “saya, Rangga
Muhammad Syahid. Panggil saja saya angga atau syahid”. Stttttthhh….ada 1
kesejukan ketika ku mendengarnya berbicara “Rangga Muhammad Syahid” ku
mengulang namanya dalam hati. Pandangannya yang tertunduk membuatku sangat2
malu hingga akhirnya ku tundukkan pula pandanganku kepadanya, dengan cara yang
sama ku kenalkan pula diriku padanya, “ Ghiza Anif Zahrotun Ulya, akang bisa
panggil saya dik sha”. Setelah itu kami saling berlalu dengan aktifitas masing2.
Ku kembali ke kamarku
dengan perasaan yang tak menentu, berbunga2 namun tak tau apa sebabnya. Karena hadirnya kang rangga kah dirumahku?
Ah…apa arti perasaan ini?. Ku coba kendalikan hatiku kembali, ku berniat putar
lagu2 nasyid untuk membuat jiwaku sadar kembali, namun sayup2 ku dengar
Ya
Allah, Ya Tuhanku…
andai
Kau takdirkan dia untukku menjadi teman arungi hidup ini,
satukan
hatiku hatinya
Amanahkan
bahagia Kemesraan selamanya…
“kok, ada lagu STAR5 ya?
Hmm…punya siapa ni? Pas banget, kan sha yang lagi pengen punya kaset ni”. Ku
coba mencari sumber dari mana arah lagu itu. “uhm…??? Dari kamar kakak sha? Kok
bisa ya kakak sha nyetel lagu nasyid? Hmm, apa punya….ehm…aha….kang rangga yang
punya. Ya! itu pasti, mana mungkin kakak sha punya kaset ini. Waaaahhh….kang
rangga kok sama ya sama sha…hohoho…apa ini pertanda..????sttttttthhhh….tidak
boleh berkhayal, sudahlah” Malaikat dan Setan seolah2 bertarung dijiwaku,
kenapa coba sempat2nya aku berkhayal seperti itu.
Keesokan harinya, seperti
biasa ku langsung aktif didapur untuk siapkan sarapan. Namun, aku tak tau sama sekali
kang rangga pamit pulang dalam keadaan hari masih shubuh, maklum katanya dia
harus cepat pulang karena harus mengantar kakaknya ke Bandara Soekarno-Hatta
yang akan terbang ke kairo melanjutkan study disana. Kang rangga pulang tanpa
aku tahu, aku hanya baru tahu saat mamah mengatakan kang rangga sudah pulang
karena harus mengantar kakaknya tadi. Huft… tak tau juga kenapa, ada rasa sedih
dihatiku, ada rasa yang baru saja hinggap namun sudah kembali tiada. “ Sha,
sini deh!” ajak kakak ku sambil melambaikan tangannya pertanda aku harus ikuti
dia ke kamarnya. “ ada apow, kakake?” tanyaku heran. “ nih,” kakakku
mengasongkan sebuah kaset yang covernya para personil ‘STAR5’ group Nasyid yang
terdiri dari 5 vokalis gabungan munsyid2 Bandung. “ Lho? Punya siapa?” aku
masih heran. “ Nih, dari c angga, buat sha katanya. Tadi waktu dia pamit pulang
sama kakak, dia titip pesan juga buat sha. Katanya gini ‘maaf tidak pamitan ama
dik sha, sebenarnya angga suka ama adikmu,kang! (kang rangga memanggil akang
pada kakakku), tapi angga tak ingin membuat janji, karena keluarga angga
menuntut angga untuk ikut melanjutkan study seperti kakak angga sehingga
kemungkinan jauh untuk saling menanti. Angga titipkan salam hangat buat dik sha,
dan tolong berikan kaset ini untuknya. Jika Allah menghendaki angga dan dik sha,
Insya Allah angga akan datang untuk dia dan mengambil kaset ini kembali. Namun
jika tidak, simpan dan jagalah kaset ini baik2 sebagai kenang2an dari seorang
‘ikhwan’ yang menyukainya, makasih ya kang’. Noh…dia bilang kayak gitu,
hahahaha…ditaksir ‘ikhwan’ euy!!!” kakak ku menceritakan semua dan berlalu dari
hadapanku sambil tertawa.
Ya Allah jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dirinya bukan untukku
Damaikanlah hatiku dengan ketentuanmu….
Handphoneku kembali
berdering, “siapa yang telepon jam segini?uhm biarkanlah…” aku tak pedulikan
handphoneku, fikiranku masih berada dalam 2 tahun yang lalu. Dengan backsound
DeHearty, ku memantapkan bahwa Allah yang mengatur segalanya. Ya, semua akan indah
pada waktunya, “ jika memang sayang sama dia, sayangilah dia karena Allah,
Sha!” itulah nasehat pak Gugum ketika 2 minggu yang lalu menyuruhku ke
ruangannya untuk merencanakan program bedah buku bersama anak2 OSIS dan Forum
kajian remaja Islam, saat itu juga aku malah curhat hingga akhirnya aku
ceritakan semua tentang rasa ini pada pak Gugum
Ya Allah jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dirinya bukan untukku
Damaikanlah hatiku dengan ketentuanmu….
Handphoneku terus2an berdering
dan membuatku harus kembali ke alam nyata dan meninggalkan lamunan kisah lalu,
hingga aku kesal dan terpaksa mengangkatnya. “ hoh? Erty? Ngapain dia telpon
jam segini?. ‘Hallo, Assalamu’alaikum, ado apow beib? Kurang shubuh kau
telpon,” sindirku menjawab telpon erti. “ wa’alaikum salam, hiks…hiks…
sha…..hiks…hiks…hiks….” terdengar tangisan diseberang telpon, “ lho, kok
nangis? Dirimu kunaon ( kenapa )?shubuh2 telpon sembari nangis? Kenapa sih?
Ayo..ceritalah!!!” ada kekhawatiran yang tiba2 muncul ada apa ya dengan c beibku ini?. “hiks…hiks….sha, ternyata selama
ini aku salah menilai c dia, c azmi. Dia diam2 udah jadian… dia udah punya
pacar. Dan… tragisnya lagi, dia tu jadiannya sama icha,hiks…hiks…” lirih erti.
Ku coba mengerti dan berempati, erti menangis tak karuan, cintanya yang
mendalam membuat dia sangat kecewa. “ huh, kan waktu awal sha bilang ‘hati2,
taktik rayuan lelaki itu lebih dahsyat’ tapi dirimu tidak percaya, lah
sekarang…sudahlah…sini menangislah dibahuku. you are not alone, I’m here with
you, heu. Sudahlah beib, emang belum saatnya c kang azmi itu ditakdirkan
untukmu. Percayalah semua akan indah pada waktunya. Kalau memang tidak
ditakdirkan, ya berharaplah ada yang lebih baik dari dia. Huokey!!! ‘jangan
bersedih oh kawanku, aku masih ada disini, semua pasti kan berlalu..aku kan
selalu bersamamu!!! Eitz, 1 lagi, icha lagian tak tau kan dirimu suka pada
azmi? Ya, lebih baiknya bersikap biasa2 saja pada icha, icha punya perasaan
yang sama denganmu pada azmi. Jika dirimu kecewa, biarkanlah icha bahagia.
Jangan sampai hubungan persahabatan kita retak hanya karena seorang laki2.
Okok!!!”. Aku mencoba menghibur erti sebisanya. “ haahhh, ASA telah hilang
dariku sha, ASA2….( Azmi SyAfrudin
)”
“ASA ( Azmi SyAfrudin ) telah hilang dariku
Tak lagi engkau disini, awan kini telah
memendung
Lukiskan Sedihku, Lirihkan hatiku
Dia bukan milikku…”
Ku dengar lirihan lagu dengan petikan
gitar dari seberang telpon, huh…asa yang hilang…
0 komentar:
Posting Komentar