21 Oktober 2009

PILKETOS 2007/2008 SMA Negeri 1 Batujajar

Masa SMA ku tlah ku lalui sudah...
ah.... terlalu indah rasanya semua itu. inilah para calon ketua OSIS zaman baheula yang masih culun - culun..
heuheuy...deudeuh....
Inilah kisah yang tak terlupakan sebagai kandidat Ketua OSIS. hari tu adalah hari kamis,4 Oktober 2007. saatnya untuk kampanye. meski tak inginkan untuk menjadi calon karena menyadari akan sebuah amanah,hingga menangislah daku dalam peluk nasehat guru yang selalu setia membuatku tersenyum disaat airmata ini berderai, namun tetap saja para MPK ( Majelis Permusyawaratan Kelas ) bersikeras untuk menjadikanku calon karena memandang hasil propertest ku yang menurut mereka layak untuk terus maju mengemban amanah.
Tibalah giliranku saat itu untuk berpidato dihadapan ratusan Siswa SMAN 1 Batujajar. tanpa persiapan apapun, akhirnya aku memberanikan diri naik ke podium. kaku rasanya ragaku berdiri tegak tanpa arah tujuan pembicaraan yang jelas. hingga dengan apa adanya aku paparkan semua misi dan visiku. ingin sekali waktu bergulir dengan cepat, namun...ah..........itulah manusia. ceroboh, tergesa-gesa....untuk segera turun dari podium...
sebuah tragedi yang tak diinginkan namun menjadi kisah terindah saat ini..."sang kandidat ketua osis terjatuh sesaat setelah kampanye dihadapan ratusan siswa dan guru - guru ketika turun dari podium"
hahahahaha..........wkwkwkwkwk.......kasian banget deh...
Baca Selengkapnya...

04 Oktober 2009

Gempa dan Ayat-Ayat Allah SWT

Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul 17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.

Gempa dan Ayat-Ayat Allah SWT

Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah SWT. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.

“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah SWT. Demikian ayat-ayat Allah SWT tersebut:

17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Tiga ayat Allah SWT di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.

Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah SWT sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah SWT jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan” semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah SWT itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah SAW? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam bishawab. (Ridyasmara)
By ; Galang Uhibbukum Fillah
Baca Selengkapnya...

Tenang dengan mengingat Allah

Ketenangan menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak akan mudah galau, panic, tergesa-gesa, juga tidak mudah emosional.
Ketenangan tidak dapat dimiliki dengan hanya berdiam diri dalam gua yang gelap gulita.jauh dari kebisingan. Tapi, ketenangan hanya dapat diperoleh dengan banyak mengingat Allah. Takbir, tahmid, tahlil dijadikan dzikir sehari-hari. Sesibuk apapun bekerja, yang ada dalam pikiran hanyalah Allah.
Hati yang sudah tertambat pada Allah, pribadinya penuh charisma. Lidahnya basah menyebut asma Allah sehingga perkataannya penuh makna. Tatapannya menyejukan. Tanpa menyembunyaikan ketulusan senyum, wajahnya pun senantiasa bercahaya. Terpancar sinar keagungan sebagai buah dari ketauhidan. Dan, dikala hatinya tersangkut pada selain Allah, serta merta Allah ingatkan. Jika matanya melihat pada yang bukan haknya maka Allah segera mengingatkan bisa dengan kelilipan; jika langkah kakinya yang dituju tempat maksiatmaka Allah menegurnya dengan tersandung atau terkilir; jika lidahnya berkata kasar atau jorok, Allah ingatkan dengan tergigit; pun jika dalam ingatannya terlintas pikiran kotor, Allah dengan mudah mengingatkannya dengan tertimpuk atau lain hal. Hatinya akan cepat merespon. Apa yang dialami, diluar kehendaknya. Segera dia introspeksi.
Orang yang banyak mengingat Allah maka Allah pun senantiasa mengingatnya. Bahkan kecintaannya Dia sampaikan keseluruh makhluk yang ada dijagat raya. Subhanallah, seharusnya ini menjadi dambaan bagi kita. Menjadi kekasih-Nya. Untuk itu, bagi yang merindukan menjadi kekasih Allah, segera pertanyakan pada diri. Dalan sehari semalam, seberapa banyak hati kita ingat Allah? Seberapa sering lisan kita menyebut keagungan-Nya? Seberapa sibuk pikiran kita mengingat-Nya? Kalau dalam keseharian kita lebih banyak lupa berarti kita masih jauh dengan Allah.
Baca Selengkapnya...

Energi Cinta Seorang Ibu

“ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Beryukurlah kepada-KU dan kepada dua orang ibu bapakmu,hanya kepada-KUlah kembalimu”

Dalam ayat tersebut, Allah perintahkan kepada kita kewajiban berbuat baik pada orang tua. Lebih lanjut lgi disiratkan pengorbanan seorang ibu. Bila dijabarkan, pengorbanan ibu tidak hanya sekedar mengandung, menyusui, lalu menyapih, tapi ada peran lain yang harus ‘dimainkan’ yaitu peran untuk membesarkan anaknya. Walaupun sudah lepas dari tugasnya, perasaan ibu tidak akan tenang sebelum anaknya dewasa, hingga membina rumah tangga. Maka wajarlah jika ada ungkapan, kasih sayang ibu tidak lekang dimakan zaman.

Pengorbanan lain seorang ibu tergambar jelas dalam perhatian dan keprihatinannya. Bila anaknya sakit, maka ia pun merasakan sakit. Bila anaknya tidak mau makan, sang ibu bersi keras agar ada satu,dua suap nasi yang masuk. Bila anaknya merengek minta uang, ibu berusaha mendapatkannya meski harus pinjam kepada orang lain. Semua dilakukan atas dasar kasih sayang.

Dengan demikian, wajar jika dekapannya menjadi obat dikala anak sakit, belaiannya menjadi penangkal disaat anak resah, air matanya menjadi do’a kebahagiaan anak. Namun, mengapa masih ada anak yang membenci bahkan tega membunuh ibu kandungnya? Setitik ketidakpuasan dirasa sebongkah kekurangan.

Mungkin saja itu terjadi atas dasar khilaf. Khilaf akan energi cinta yang ibu berikan. Padahal dalam jiwa ibu ada telaga yang tidak pernah kering. Bisa kita ,lihat banyak ibu yang bekerja mati-matian agar anaknya bisa sekolah, bisa makan, bisa menikmati hari-hari seperti anak-anak yang lain. Meski harus mengumpulkan sampah kering, menyapu jalanan, menjadi kuli cuci; walaupun sengatan mentari menusuk kulit, jilatan cacing mengoyak perut, tak dirasa. Dia ridho. Energi cintalah yang membuat dia kuat.


Baca Selengkapnya...

01 Oktober 2009

Antara Sabar dan Mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu?"

Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"

Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membezakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berzeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah.
Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."

Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)

Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
Created By : Galang uhibbukum fillah

Baca Selengkapnya...

Gali potensi diri

Potensi, setiap orang pasti memiliki potensi dan bakat diri masing- masing. Namun tidak semua orang dapat mengembangkan potensinya tersebut. Apalagi di zaman yang serba instan ini, manusia terkadang sering dilalaikan oleh teknologi yang telah ada dan menjadikannya berfikir hanya untuk memakainya bukan untuk bagaimana cara merancangnya. Hal ini memicu potensi diri semakin menyusut dan tidak dapat dimunculkan.
Bagaimana seorang Bill Gates bisa mendirikan perusahaan software Microsoft yang programnya digunakan oleh semua pengguna komputer diseluruh dunia jika tidak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya? Padahal sederhana sekali beliau menyatakan bahwa hal itu berawal dari sebuah imajinasi. Bisa jadi imajinasi merupakan salah satu langkah awal bagaimana untuk menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat dan digunakan oleh orang banyak. Tapi tentu saja ini harus didukung oleh potensi dan motivasi. Keduanya harus beriringan,tidak dapat berjalan masing – masing. Mengapa? Karena potensi yang ada dalam diri tak dapat muncul tanpa adanya motivasi dan dorongan diri yang kuat dalam menghasilkan suatu karya. Apa jadinya potensi diri jika tanpa adanya motivasi untuk memulai dan mengembangkannya? Semua hasil tidak akan maksimal bahkan akan sia-sia.

Menggali potensi diri awalnya harus ada tekad dan motivasi yang kuat dari diri sendiri. Banyak cara untuk memotivasi diri,setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memotivasi dirinya. Bagi penikmat buku,mungkin buku-buku motivasi dapat menjadi bahan semangat dan inspirasi dalam mewujudkan keinginannya mengembangkan potensi yang telah dianugrahkan Tuhan untuk seluruh makhluk-Nya. Tiada satupun yang diciptakan Tuhan secara sia-sia. Semua pasti memiliki potensi. Tinggal bagaimana kita mau mengembangkan dan memanfaatkan apa yang kita miliki. Tekad yang kuat,konsisten dan berfikir positif itulah yang dapat memudahkan kita menggali potensi diri. Mungkin awalnya terasa sulit,tapi setelahnya akan terasa mudah,seperti halnya mendorong roda yang mulanya begitu berat namun setelah perlahan maju, roda tersebut akan ringan untuk kita dorong. Tekad yang kuat ada dalam diri kita, konsisten juga bagaimana kita menjalankanya and positif thinking itulah yang harus tetap ada. So, nunggu apalagi??? Semuanya mulai dari diri kita. Ayo semangat! Pasti bisa!!!
 



Baca Selengkapnya...

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu, Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu? #Izza Rupaida Febriani#