04 Oktober 2009

Energi Cinta Seorang Ibu

“ Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Beryukurlah kepada-KU dan kepada dua orang ibu bapakmu,hanya kepada-KUlah kembalimu”

Dalam ayat tersebut, Allah perintahkan kepada kita kewajiban berbuat baik pada orang tua. Lebih lanjut lgi disiratkan pengorbanan seorang ibu. Bila dijabarkan, pengorbanan ibu tidak hanya sekedar mengandung, menyusui, lalu menyapih, tapi ada peran lain yang harus ‘dimainkan’ yaitu peran untuk membesarkan anaknya. Walaupun sudah lepas dari tugasnya, perasaan ibu tidak akan tenang sebelum anaknya dewasa, hingga membina rumah tangga. Maka wajarlah jika ada ungkapan, kasih sayang ibu tidak lekang dimakan zaman.

Pengorbanan lain seorang ibu tergambar jelas dalam perhatian dan keprihatinannya. Bila anaknya sakit, maka ia pun merasakan sakit. Bila anaknya tidak mau makan, sang ibu bersi keras agar ada satu,dua suap nasi yang masuk. Bila anaknya merengek minta uang, ibu berusaha mendapatkannya meski harus pinjam kepada orang lain. Semua dilakukan atas dasar kasih sayang.

Dengan demikian, wajar jika dekapannya menjadi obat dikala anak sakit, belaiannya menjadi penangkal disaat anak resah, air matanya menjadi do’a kebahagiaan anak. Namun, mengapa masih ada anak yang membenci bahkan tega membunuh ibu kandungnya? Setitik ketidakpuasan dirasa sebongkah kekurangan.

Mungkin saja itu terjadi atas dasar khilaf. Khilaf akan energi cinta yang ibu berikan. Padahal dalam jiwa ibu ada telaga yang tidak pernah kering. Bisa kita ,lihat banyak ibu yang bekerja mati-matian agar anaknya bisa sekolah, bisa makan, bisa menikmati hari-hari seperti anak-anak yang lain. Meski harus mengumpulkan sampah kering, menyapu jalanan, menjadi kuli cuci; walaupun sengatan mentari menusuk kulit, jilatan cacing mengoyak perut, tak dirasa. Dia ridho. Energi cintalah yang membuat dia kuat.


0 komentar:

Posting Komentar

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu, Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini dengan Cinta-Mu? #Izza Rupaida Febriani#